BOMBANA, MNN.COM – Akibat Dugaan keracunan Makanan oleh puluhan para karyawan di salah satu perusahaan pertambangan Nikel Ore yang ada di Pulau Kabaena Timur Kabupaten Bombana, Puluhan mahasiswa yang terhimpun pada Aliansi Pejuang Aspirasi Masyarakat (Ampar) Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar injukrasa didepan gedung DPRD Sultra pada Senin, (18//4/2022).
Dalam aksi tersebut nyaris bentrok dengan pihak pengamanan yang ada di sekretariat DPRD Sultra, aksi mahasiswa ini yang Berunjukrasa menuntut pihak DPRD Sultra agar memanggil pihak pimpinan utamanya perusahaan tambang tersebut yang di Kabaena Timur Kabupaten Bombana, karena terkesan telah mengabaikan kecelakaan kerja yang ada di perusahaan pertambangan yakni puluhan karyawan yang Keracunan massal akibat makanan yang di sajikan oleh Perusahaan di mana karyawan tersebut bekerja.
Dalam unjukrasa berlangsung, Amiruddin Konte Anggota DPRD Komisi IV Sulawesi Tenggara (Sultra) menemui para pengunjukrasa yang berada di depan gedung DPRD Sulawesi Tenggara (Sultra)
Tuntutan aksi massa adalah mendesak pihak DPRD Sultra agar memanggil secepatnya pihak pihak yang bertanggung jawab akibat puluhan karyawan yang keracunan akibat makanan yang di sajikan oleh perusahaan tersebut.
“Ya, setelah ini kami akan secepatnya melakukan pemanggilan terhadap pimpinan perusaahan pertambangan yang mana telah terjadi insiden kecelakaan akibat puluhan karyawan yang keracunan makanan, dan paling lambat Minggu depan kita sudah menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP),” ucap Amiruddin Konte kepada massa.
Masih di tempat yang sama, Nandar sebagai Koordinator massa Aliansi menceritakan kejadian kronologi insiden keracunan puluhan karyawan tambang,
Nandar mengatakan, bahwa pihak kesehatan yakni Puskesmas yang ada di Kabaena Timur telah mencatat sekitar 35 orang karyawan yang mengalaminya dan kini sudah berangsur pulih dan ditangani secara itensif.
“Kejadian tersebut pada saat makan siang makanan yang dibagikan oleh pihak perusahaan, dan disitulah terjadi puluhan karyawan mengalami mual dan muntah muntah serta sakit perut,” Ucap Nandar.
“Dan disitulah puluhan karyawan langsung di larikan ke Puskesmas setempat untuk mendapatkan pertolongan, dan ternyata petugas kesehatan puskesmas mengatakan mereka mengalami keracunan makanan,” Tambah Nandar pada awak media
“Jadi untuk persoalan ini kami tidak tinggal diam, kami akan tetap melakukan pendampingan kepada puluhan karyawan yang terimpa masalah akibat keracunan makanan sampai ada titik kebenaranya,” tegas Nandar.
Dan menurutnya kasus ini jangan ada yang di tutup tutupi, harus jelas dan pihak dinas ketenaga kerjaan harusnya melakukan penindakan terhadap pihak pihak perusaahan yang melanggar ketentuan ketenaga Kerjaan sesuai aturan yang berlaku di negeri ini. (*)