KOLAKA, MNN.COM — Sebagai Perusahaan yang peduli dengan lingkungan alam sekitar, PT ANTAM Tbk UBPN Kolaka bersama Komunitas Pecinta Alam Laut (KAPAL) Kolaka serta mahasiswa KKN USN Kolaka menggelar workshop keanekaragaman hayati, penanaman mangrove serta transplantasi terumbu karang bersama masyarakat desa Hakatutobu, kecamatan Pomalaa, pada hari senin (12/9/22) di Desa Hakatutobu Kec. Pomalaa, Kabupaten KolakaKegiatan ini diinisiasi bersama mahasiswa KKN USN Kolaka dengan menghadirkan berbagai stakeholder, seperti BKSDA Sulawesi Tenggara (Sultra), Dinas Pariwisata Kabupaten Kolaka, serta Dinas Kelautan dan Periklanan Kolaka.
Workshop keanekaragaman hayati tersebut dihadiri oleh masyarakat desa Hakatutobu. Kegiatan ini dilakukan usai seremoni penanaman 1.000 pohon mangrove di pesisir desa bersama jajaran manajemen ANTAM UBPN Kolaka, masyarakat dan instansi pemerintah daerah serta BKSDA Sultra.
Sementara kegiatan transplantasi terumbu karang dilakukan di areal Karamba desa Hakatutobu. Dalam kesempatan ini, dilakukan penanaman sebanyak 10 media terumbu dengan jenis karang spider.
Ketua KPA KAPAL Kolaka, Amsyar AL menyampaikan terimakasih kepada ANTAM yang selalu mensupport kegiatan pelestarian lingkungan di desa Hakatutobu. Kata dia, kegiatan transplantasi terumbu karang bersama ANTAM ini sudah berlangsung selama tujuh tahun.
Dia berharap, instansi pemerintah daerah juga memberikan perhatian serupa terhadap kegiatan pelestarian lingkungan yang dilakukan di desa Hakatutobu ini. Terlebih lagi, di desa tersebut memiliki potensi keanekaragaman hayati yang baik.
“Dinas Pariwisata mungkin bisa berpartisipasi dalam kegiatan peningkatan kapasitas terkait pengelolaan pariwisata di areal Karamba,” ujarnya.
Ditempat yang sama Kepala Desa Hakatutobu, Nurdin dalam sambutannya di acara pembukaan workshop tersebut mengatakan, kegiatan penanaman mangrove maupun transplantasi terumbu karang serta workshop keanekaragaman hayati ini sudah sering dilakukan di desanya.
Sayangnya, kegiatan penyadaran tersebut belum memberikan dampak maksimal terhadap perubahan perilaku masyarakat setempat, karena masih ada sebagian nelayan desa Hakatutobu yang melakukan pemboman ikan.“Saya tidak henti-hentinya mengingatkan masyarakat agar turut menjaga keanekaragaman hayati yang dimiliki desa ini,” ujar Nurdin dalam sambutannya di acara workshop tersebut, Senin (12/9/2022).
Selain itu, dia juga meminta jajaran BKSDA Sultra agar memberikan konsen maksimal dalam pelestarian keanekaragaman hayati di desa Hakatutobu. Diantaranya adalah dukungan terhadap rencana pembuatan penangkaran habitat satwa liar yang dilindungi.
Sementara itu, Polhut Madya Seksi Konservasi Wilayah II BKSDA Sultra, Sinyo mengungkapkan bahwa pihaknya memastikan dukungannya terhadap kegiatan pelestarian lingkungan yang dilakukan Komunitas KAPAL bersama ANTAM di desa Hakatutobu.
Namun dia meminta agar sejumlah satwa liar yang telah ada di areal Karamba segera dikoordinasikan dengan BKSDA Sultra untuk dilakukan pendataan serta pengurusan izinnya.
“Selain itu, pihak KAPAL juga bisa meminta bantuan bibit terumbu karang kepada BKSDA, kami akan berikan secara gratis,” katanya.
Business Support Senior Manager PT ANTAM Tbk UBPN Kolaka, Ridho Anggoro menjelaskan bahwa memelihara keanekaragaman hayati bertujuan untuk mengembalikan ekosistem pesisir, mulai dari mangrove, terumbu karang dan padang lamun pada kondisi semula.
“Jika ekosistem ini sudah membaik, maka itu akan memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat, karena ekosistem tersebut nantinya akan menjadi lokasi pemijahan ikan, kepiting dan udang,” jelas Ridho Anggoro.
Dia juga memastikan dukungan ANTAM terhadap rencana pengembangan desa wisata di Hakatutobu, termasuk pembuatan kawasan konservasi pesisir oleh BKSDA Sultra.
“Kami berharap, masyarakat mendukung kegiatan pelestarian lingkungan ini. Karena dampaknya akan dirasakan oleh masyarakat itu sendiri,” tambahnya.
Menurutnya, program ini tidak bisa dilakukan secara parsial, sehingga dibutuhkan kolaborasi para pihak untuk memberikan pendampingan kepada masyarakat dalam rangka mewujudkan keanekaragaman hayati yang lestari.
Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kolaka, Umar menyampaikan apresiasinya kepada ANTAM dan KAPAL Kolaka yang telah berinisiatif menggagas program-program pelestarian lingkungan, khususnya untuk pelestarian habitat pesisir dan laut di desa Hakatutobu.
Kata dia, transplantasi terumbu karang sangat dibutuhkan untuk regenerasi terumbu karang sebagai syarat mutlak dalam pemulihan ekosistem perairan laut.
Dia juga berharap, masyarakat mulai meningkatkan kesadarannya terhadap pentingnya menjaga kelestarian terumbu karang, agar habitat ekosistem perairan laut di desa Hakatutobu bisa kembali pulih. (*)