KOLAKA, MNN.COM — Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara (Sultra) mendukung program penanaman mangrove yang dilaksanakan PT Antam Tbk Unit Bisnis Pertambangan Nikel (UBPN) Kolaka yang dilaksanakan di kecamatan Pomalaa selama ini.
Hal itu disampaikan Kepala Bidang Pengendalian, Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup, Dinas Lingkungan Hidup Kolaka, Kadek Suarjana saat mengikuti penanaman mangrove di desa Tambea, kecamatan Pomalaa pada Senin, (17/10/2022).
Menurutnya, program penanaman mangrove yang telah dilakukan ANTAM selama ini turut memberikan dampak positif terhadap pemulihan ekosistem pantai, utamanya di sekitar pesisir kecamatan Pomalaa sebagai wilayah operasi perusahaan tersebut.
Meski demikian, dia mengingatkan agar semua pihak yang memiliki konsen terhadap program penanaman mangrove, mestinya melakukan penelitian lebih jauh terhadap kondisi pesisir. Hal ini bertujuan agar penentuan jenis mangrove yang ditanam sesuai dengan kondisi habitat serta mangrove juga dapat tumbuh dengan baik.
“Mangrove memiliki kontribusi besar terhadap keseimbangan hidup kita, utamanya di wilayah pesisir. Namun beberapa kali saya ikuti kegiatan penanaman mangrove ini, banyak yang mati. Sehingga perlu kajian untuk mentukan jenis dan metode tanam yang cocok untuk kondisi tanah
Kadek Suarjana juga berharap, perusahaan-perusahaan lain dapat memiliki komitmen yang sama dalam pemulihan ekosistem pesisir, melalui rehabilitasi mangrove seperti yang telah dilaksanakan PT. Antam selama ini.
Kata dia, perusahaan tambang, utamanya yang beroprasi di kecamatan Pomalaa memiliki andil dalam kerusakan ekosistem mangrove. Oleh sebab itu, peranan mereka dalam memprogramkan kegiatan penanaman mangrove sedikitnya dapat membantu pemerintah dalam menanggulangi kerusakan ekosistem pesisir.
Sementara itu, Sahman Ukas, salah satu warga desa Tambea yang turut terlibat dalam kegiatan penanaman mangrove bersama PT. Antam kali ini menjelaskan, mangrove sangat penting dalam menyaring sedimentasi lumpur yang masuk ke areal pesisir.
Petani teripang di desa Tambea ini mengungkapkan, program penanaman mangrove telah digagas ANTAM bersama masyarakat desa Tambea yang akan dilaksanakan setiap tahun. Dia beraharap, dalam waktu lima tahun kedepan, masyarakat desa Tambea sudah bisa membudidayakan teripang kembali.
Kepala Desa Tambea, Muslipang Nawir juga mengapreasisi komitmen ANTAM selama ini dalam rangka memulihkan ekosistem pesisir di desanya.
Menurutnya, sebagai perusahaan tambang, PT. Antam telah melakukan tanggung jawabnya terkait pencegahan pencemaran pesisir.
Terpisah, Bussines Support Senor Manager PT. Antam Tbk, UBPN Kolaka Ridho Anggoro merinci, kegiatan penanaman mangrove di desa Tambea kali ini melibatkan institusi kepolisian, pemerintah kecamatan Pomalaa, pemerintah desa Tambea, Karang Taruna desa Tambea, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kolaka, serta siswa Sekolah Menengah Umum (SMU).
“Hari ini kami bersama masyarakat dan pemeritah serta jajaran kepolisian dan siswa SMU menanam 1.220 pohon mangrove di pesisir desa Tambea dengan luas satu hektar. Kegiatan ini akan dilakukan berkesimbanbungan di tahun-tahun mendatang,” katanya. (Irw/red)