Banjir Melanda Sejumlah Desa di Bombana, Terparah di Desa Lameo Meong dan Puununu Kabaena

Tanpak Banjir Merendam Puluhan Rumah Warga di Kabupaten Bombana Sultra (Foto Dok/Redaksi)

BOMBANA, MNN.COM — Akibat intensitas curah hujan tinggi, menyebabkan sejumlah sungai di Kabupaten Bombana meluap, berakibat terjadinya banjir yang merendam sejumlah Desa, Kamis (2/02/23).

Beredar di media sosial sejumlah akun Facebook masyarakat Bombana, disebutkan bahwa Sungai di Desa Puununu Kecamatan Kabaena Selatan, Kabupaten Bombana,  meluap membawa material kayu dan lumpur ke pemukiman warga setelah, kejadian ini akibat hujan lebat melanda daerah itu sejak Rabu  malam (1/02/23) hingga subuh (2/02/23).

Bacaan Lainnya

Disebutkan, air sungai meluap  sekitar pukul 04.00 WIB dengan membawa material kayu, lumpur. Meski demikian pada siang dini hari 2 Februari 2023, air sudah mulai surut namun, masyarakat masih dalam keadaan  tetap waspada, menjaga kemungkinan banjir susulan.

Baca Juga:  Usai Datar Ke KPU, Pasangan Beramal Langsung Menggelar Deklarasi di Stadion Gelora Kolaka

Kejadian serupa juga terjadi di Desa Lameo-meong, Desa Raka dua dan Desa Toari Kecamatan Poleang Barat, bajir melanda pemukiman warga.

Tanpak Rumah Warga Terendam Banjir Akibat Derasnya Hujan

Di Desa Lameo-meong, selain merendam rumah penduduk, banjir juga merendam fasilitas Kantor Desa, bahkan dari pantauan media ini, akses jalan sempat macet beberapa saat. Meski demikian saat berita ini di rilis, akses jalan poros Kolaka- Kasipute terpantau aman dan lancar.

Sama halnya di Desa Rakadua, banjir bandang menjadi langganan sejumlah penduduk sekitar jalan poros tak jauh dari Lokasi Pasar Rakadua, ini terjadi akibat curah hujan.

Selanjutnya di Desa Toari Bombana, banjir merendam sejumlah rumah penduduk yang berada di bantaran sungai Toari. Pantauan media ini, sebelumnya luapan sungai toari hampir mencapai landasan jembatan perbatasan Toari Kolaka dan Toari Bombana.

Baca Juga:  Camat Watubangga Genjot Vaksinasi di Wilayah Tugasnya

“Luapan air sungai toari terjadi akibat curah hujan yang tinggi, bertepatan dengan pasangnya air laut. Harapan kami agar Pemerintah terkait untuk mengeruk sungai Toari yang nampak mendangkal, ataupun dibuatkan tanggul Bronjong penahan arus sungai untuk mencegah luapan mengakir ke rumah penduduk,” Kata salah satu penduduk korban banjir.

Pantauan media ini, luapan air sungai Toari sudah mulai surut, namun penduduk korban banjir masih tetap waspada, sebab hujan masih belum berhenti.

(Redaksi)

Pos terkait