JAKARTA, MNN.COM — Berdasarkan telah beredarnya Skripsi karya ilmiah yang di buat oleh salah satu mahasiswa Universitas Muhammadiyah (Unismu) Makassar, diduga menyinggung dan melukai martabat Suku Tolaki di Sulawesi Tenggara, hingganya demonstrasi tak terelakan dari para pemuda Suku Tolaki yang tergabung dalam Masayarakat Tolaki Bersatu di Jakarta, Selasa (11/4/23).
Aksi unjuk rasa berlangsung di depan Kantor Pusat PP Muhammadiyah di Jakarta, menyebutkan bahwa isi skripsi atau karya ilmiah mahasiswa jurusan sosiologi UNISMU Makassar tertulis dan menguraikan masyarakat Bugis berasumsi, bahwa suku Tolaki pada jaman dahulunya adalah budak, penggembala kerbau, miskin, darah kebangsawahannya lebih tinggi dari suku Tolaki, dan berasumsi suku Tolaki lebih redah derajatnya.
Selain itu, tuntutan aksi menolak dalam skripsi itu disebutkan bahwa orang Bugis tidak mau menikah dengan suku Tolaki karena berasumsi jika menikah dengan suku Tolaki rejekinya kurang baik dan bernasib sial, sehingga sebagian besar orang Bugis membatasi diri dalam bentuk hubungan yang sacral seperti dalam bentuk pernikahan.
Menurut Hermawan salah satu masa aksi mengatakan skripsi tersebut sangat melukai masyarakat Tolaki.
Maka dari itu masyarakat Tolaki Bersatu melakukan aksi demontrasi di kantor PP Muhammadiyah, dengan tujuan mendesak Pimpinan PP Muhammadiyah untuk memberikan sanksi terhadap Rektor Maupun Dosen pembimbing yang menyetujui Skripsi tersebut.
Ditempat yamg sama, masa aksi lainnya Supriadin salah satu masyarakat Tolaki yang berada di Jakarta, dalam orasinya menjelaskan bahwa Skripsi tersebut tidak layak untuk di jadi kan salah satu karya ilmiah karna di dalamnya terdapat Penghinaan suku dan juga telah melukai Masyarakat suku tolaki yang berada di bumi Nusantara
“Iya skripsi tersebut tidak layak untuk di jadikan karya ilmiah karna didalam terkandung persoalan isu SARA, yang dimana membahas persoalan penghinaan suku sangat Sensitif apa lagi suku tolaki adalah satu suku terbesar yang berada di bumi Anora Sulawesi Tenggara”, Terang Supriadin.
Habrianto kordinator Lapangan Masyarakat Tolaki Bersatu menjelaskan dalam orasinya, agar pimpinan PP Muhammadiyah segera menindak tegas dan wajib memberikan Sanski terhadap rektor maupun dosen pembimbing yang menyetujui karna ketika persoalan ini di diamkan maka akan terjadi konflik Horizontal maupun konflik Vertikal.
“Kami minta dengan tegas, kepada Pimpinan pusat Muhammadiyah juga harus berkoordinasi kepada pihak Kemendikbud RI untuk segera mencabut skripsi tersebut ataupun ijasah Mahasiswa yang diduga kuat telah melecehkan Suku Tolaki di Sultra bahkan secara keseluruhan”, Tutupnya. (RED)