KOLAKA, MNN.COM — Petani kelapa Kopra yang ada di daerah wilayah Desa Horongkuli Kecamatan Toari Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) akhir-akhir ini sangat terpuruk pasalnya harga pembelian kopra yang ada di tingkat petani maupun pengumpul sangat Anjlok.
Bagaimanaa tidak, Jamal (47) warga Desa Horongkuli, mengatakan, bahwa petani bergairah mengolah kelapa menjadi kopra jika harga jualnya menggiurkan.
Dan untuk saat ini, petani kelapa sangat bersedih karena harga kopra terjun bebas dari harga pembelian sangat tinggi hingga turun drastis.
“Kami mengolah kelapa menjadi kopra itu adalah pekerjaan menantang, dan prosesnya juga panjang sehingga wajar kami petani mengeluh kalau harga sekarang turun drastis,” ucapnya dengan sapaan Jamal
Dan informasi yang dihimpun oleh media ini dengan menyebutkan bahwa harga kopra di tingkat pengumpul pernah mencapai Rp.11.000 per kilogram kini turun bebas harganya secara drastis .
“Dan saat sekarang ini kami kurang bergairah untuk melakukan aktivitas mengolah kopra, karena harganya sangat tidak menjamin, ibaratnya lebih tinggi pengeluaran di banding hasilnya, dan berbeda pada tahun 2021, itu harga kopra masih tinggi harga jualnya,” tambahnya.
Pedagang kopra Yang tak mau menyebutkan namanya mengatakan untuk pembelian kopra di tingkat petani maupun pengumpul di sentra sentra produksi mengikuti harga ekspor.
“Sekarang harga komoditi pertanian, seperti kopra, mete, kakao, merica dan lain lainya sangat dipengaruhi perkembangan harga global,” ucapnya.
Dan dia berharap agar pihak pemerintah terkait supaya dapat juga memperhitungkan para nasib petani yang ada di daerah kecil, agar harga hasil bumi dapat naik supaya pihak petani dapat hidup sejahtera sesuai program pemerintah.
” Saya cuma berharap pak, pemerintah yang terkait dapat memperhitungkan warga petani yang ada di Desa, supaya hasil bumi dapat naik kembali harganya, karena bagaiman kita mau sejahtera kalau hasil bumi semacam kelapa kopra harganya anjlok,” tutupnya. (Aj)