JATIM. MNN.COM — Per tahun ini PT. Vale Indonesia (PTVI) masih memiliki proyek pembangunan pabrik di Sulawedsi Tenggara (Sultra).
Pabrik tampang nikel miliki PT. Vale Indonesia di Sulawesi Tenggara (Sultra) digadang-gadang nilai investasinya sebesar Rp.65,7 triliun.
Proyek pembangunan pabrik tambang nikel di Pomalaa Kabupaten Kolaka Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) ini telah dinantikan segera beroparasi.
Benarkah pabrik tambang nikel PT. Vale Indonesia di Sulawesi Tenggara (Sultra) akan siap beroperasi pada tahun 2025 yang akan datang,?.
Berikut ini informasi perkembangan proyek pembangunan pabrik tambang di Sulawesi Tenggara (Sultra) dirangkum dari situs resmi PT. Vale Indonesia.
Pabrik tambang nikel berteknologi High Pressure Acid Leaching atau HPAL akan segera hadir di Sulawesi Tenggara (Sultra).
Berlokasi tepat di Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) ini, proyek pembangunan pabrik tambang nikel milik PT. Vale Indonesia ini sudah dimulai sejak tahun 2022 yang lalu.
Dari pihak pemerintah juga telah meninjau proyek pabrik milik PT Vale Indonesia melalui Kedeputian Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves).
Dibangunnya proyek pabrik pengolahan serta pemurnian di daerah kecamatan Pomalaa ini tak lain untuk mengembangkan industri tambang.
Sumber lain menyebut bahwa pabrik tambang nikel milik PT. Vale Indonesia di daerah kecamatan Pomalaa Kabupaten Kolaka Sultra ini merupakan salah satu pabrik pengolahan nikel yang paling terbesar, maka tak heran apabila nilai investasi pembangunnya juga bernilai sangat fantastis.
proyek pabrik tambang nikel milik PT Vale Indonesia ini disebut menelan investasi sekitar US$4,5 miliar atau apabila dirupiahkan berkisar Rp.65,7 triliun, Whao luar biasa.
Peletakan batu pertama atau groundbreaking proyek ini telah dimulai tepat pada hari minggu, 27 November 2022 yang lalu.
Ternyata tahun 2025 merupakan target proyek pabrik tambang nikel milik PT Vale Indonesia dapat dioperasikan.
Diharapkan juga nantinya pabrik ini akan dapat menyerap jenis bijih nikel dengan kadar rendah atau Limonite yang kadar kobaltnya tinggi.
Yang membedakan pabrik tambang nikel atau smelter nikel di Pomalaa dengan yang lain ini adalah teknologi yang digunakan.
Smeleter nikel milik PT Vale di Pomalaa, Sulawesi Tenggara ini dibangun dengan teknologi High Pressure Acid Leach (HPAL). Dan teknologi tersebut dapat mengolah nikel jadi Mix Hydroxide Precipitate atau MHP.
MHP sendiri adalah bahan baku atau bauan utama yang digunakan untuk memproduksi baterai kendaraan listrik.
Jadi itulah perkembangan proyek pembangunan pabrik nikel atau smelter nikel di Sulawesi Tenggara yang masih berlangsung. (*/Net).