Kisah Emas Angga dan Irfan di Karpet Merah NANDES Championship 2

KOLAKA. MNN.COMSebuah cerita tentang filosofi di balik kepalan tangan dan strategi di balik keringat. Bagi dua mahasiswa USN Kolaka, medali emas adalah perpaduan antara disiplin akademik dan ketangguhan mental. Pada 10 November 2025.

Gemuruh tepuk tangan di arena NANDES Championship 2 telah mereda, namun kebanggaan itu baru saja dimulai. Di antara ratusan pesilat tangguh dari seluruh Sulawesi Tenggara yang berkumpul di Kolaka pekan lalu, dua nama pulang dengan kepala tegak, menggenggam medali emas yang paling didambakan.

Mereka bukanlah atlet penuh waktu yang mendedikasikan 24 jam waktunya untuk berlatih. Sehari-hari, mereka adalah mahasiswa di Universitas Sembilanbelas November (USN) Kolaka, membagi fokus antara buku dan arena.

Mereka adalah Angga Jibran dan Irfan Jaya. Kemenangan mereka bukan sekadar catatan prestasi; ini adalah kisah tentang bagaimana ruang kuliah bisa menjadi fondasi untuk sebuah kemenangan di gelanggang.

Dua Sisi Prestasi: Seni dan Tanding

Kisah emas ini memiliki dua babak yang berbeda, namun sama-sama memukau

Angga Jibran: Koreografi Kekuatan dan Jiwa. Di kategori Seni, di mana setiap gerakan dinilai berdasarkan presisi, kekuatan, dan keindahan, Angga Jibran tampil memukau. Sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Jasmani (FKIP), Angga tidak hanya melihat silat sebagai olahraga, tapi sebagai perpanjangan dari ilmunya.

Baca Juga:  Mahasiswa KKN USN Kolaka Gelar Sosialisasi Kesehatan Gigi dan Mulut di SD Negeri 1 Anawua

“Di Pendidikan Jasmani, kami belajar tentang anatomi, biomekanika, dan efisiensi gerak,” ujar Angga, medali emasnya berkilau di leher. “Di kategori seni, ini bukan hanya soal gerakan indah. Setiap tarikan napas, setiap kuda-kuda, harus memiliki tenaga dan makna.”

Baginya, ini adalah pembuktian. “Medali ini bukan hanya untuk saya,” lanjutnya, “tapi untuk membuktikan bahwa apa yang kami pelajari di kelas memiliki aplikasi nyata dalam disiplin setinggi ini. Ini adalah perpaduan antara seni, olahraga, dan sains.”

Irfan Jaya: ‘Membaca’ Lawan Seperti ‘Membaca’ Peta

Di sudut lain arena, di kategori Tanding yang sarat adu fisik dan strategi, Irfan Jaya menunggu gilirannya. Banyak yang mungkin mengernyitkan dahi. Seorang mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi (FKIP) di arena pertarungan.

?

Irfan hanya tersenyum. Baginya, ada benang merah yang jelas.

“Banyak yang bertanya, apa hubungan Geografi dengan silat tanding?” kata Irfan setelah kemenangannya. “Di Geografi, kami diajarkan menganalisis ruang, pola, dan memetakan situasi untuk mengambil keputusan.”

“Di arena,” jelasnya, “saya melakukan hal yang sama. Saya ‘memetakan’ kebiasaan lawan, mencari celah di pertahanannya, dan menganalisis polanya. Kapan dia menyerang? Kapan dia lelah? Kemenangan ini bukan hanya soal fisik, tapi soal strategi. Sama seperti di Geografi.”

Baca Juga:  Mahasiswa KKN USN Kolaka Sukses Mengadakan Pelatihan Pengolahan Rumput Laut Kepada Masyarakat Desa Bungi

Inspirasi yang Melampaui Medali

Kemenangan ganda dari dua fakultas yang sama ini disambut dengan bangga oleh seluruh civitas academica USN Kolaka. Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Kerjasama dan Sistem Informasi, Qammaddin, S.Kom., M.Kom., CITSM., ECIH, melihat capaian ini sebagai mercusuar baru.

“Prestasi medali emas oleh Angga Jibran dan Irfan Jaya merupakan bukti nyata bahwa mahasiswa USN Kolaka mampu bersaing,” ujar Qammaddin. “Mereka telah menunjukkan keseimbangan luar biasa antara tuntutan akademik dan pengembangan bakat.”

Bagi Angga dan Irfan, medali ini adalah puncak dari manajemen waktu yang tak kenal lelah—antara tugas kuliah, ujian, dan latihan keras di malam hari. Bagi USN Kolaka, ini adalah penegasan komitmen mereka untuk mencetak generasi muda yang tidak hanya unggul secara intelektual, tetapi juga berkarakter, tangguh, dan siap ‘bertanding’ di panggung apa pun.

Kejuaraan NANDES Championship 2 mungkin telah usai, namun kisah dua mahasiswa yang berhasil menaklukkan dua dunia—akademik dan olahraga—baru saja dimulai. (*)

Pos terkait