DPRD Kolaka Pertanyakan Anggaran Milyaran Rupiah Tentang Kampung Cokelat

Ketgam. Hj Asmani Arif Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Kolaka. (Foto Berty/Red)

KOLAKA,MMN.NEWS.COM – Daerah Kolaka yang merupakan adalah wilayah yang berpenghasilan tanaman Kakao terbesar di Sulawesi Tenggara (Sultra) yang sejak tahun 2016 yang lalu. 

Dan Pemda Kabuoaten Kolaka Dinas Perkebunan  membangun Kampung Cokelat yang terletak diwilayah kelurhan Lalombaa merupakan wilayah kawsan yang luasnya satu hektar Are, dan rencanaya itu selain area perkebunan akan di jadikan juga tempat wisata dan juga sebagai media edukasi bagi pengunjung yakni tentang pengolahan Tanaman Kakao hingga menjadi cokelat. 

Bacaan Lainnya

Namun untuk saat ini kmpung Cokelat dinilai tidak ada manfaatnya dan tidak sama sekali dimanfaatkan dengan secara baik. 

Dan hal semacam itu membuat Ketua Komisi III DPRD Kolaka Hajja Asmani Arif menyorotinya dan sekaligus mempertanyakanya.

Hj Asmani mengatakan sebagi Ketua Komisi III DPRD Kolaka, bahwa keberadaan kampung Cokelat itu sangat sangat tidak dioptimalkan oleh Pemda Kolaka, padahal Dana yang di alokasikan sabgat begitu besar.

Baca Juga:  HRS Sumbang Rp. 1 Miliar Pembelian Lokasi Pembangunan Pesantren Baiturrahim Kolaka

“Saya minta pihak Pemda agar memperhatikan kampung cokelat itu, karena dananya sangatlah besar, kalau sudah menggunakan anggaran sampai Milyaran Rupiah dan itu bukan sedikit anggaranya,” Kata Mantan Kadis Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kolaka ini. 

Menurutnya jangan sampai kampung Cokelat ini terkesan Mubazir akibatnya tidak di perhatikan dan mamfaatnya, ” Tegas Hj Asmabi Pada Rapat Pertanggungjawaban APBD dan LKPJ pada Rabu, 8 Juli 2020.

Sementara itu Kepala Dinas Lerkebunan dn Peternakan Kabupaten Kolaka Hasbir Djaya Razak mengungkapkan,  saat ini untuk keberadaan kampung cokelat ini, memang kami belum memamfaatkan dengan baik, pasalnya keterbatasan anggaran. 

“Insya Allah, Tahun ini kami berencana akan lakukan program itu dan sekaligus akan mengadakan mesin pengolahan Kakao dikampung Cokelat tersebut, “Ucapnya pada Wartawan ditpat yang terpisah. 

” Dan anggaranya harga mesin olahan kakao itu senilai 1,5 Milyaran Rupiah, dan adanya nanti mesin itu maka akan menghasilkan ole ole para pengunjung nantinya apabila mereka sepulangnya dari kampung cokelat tersebut, ” Tambahnya. 

Baca Juga:  Ivan Darmawan, Tegaskan Dirinya Terpilih Berdasarkan AD-ART Gapensi

“Tetapi karena adanya recofusing terhadap anggaran maka pengadaanya termasuk alat tersebut tidak terealisasi untuk tahun sekarang ini, ” Tambahnya lagi dengan nada keras pada wartawan. 

Lanjut Hasbir Jaya Razak mengatakan, untuk kampung cokelat bisa di manfaatkan dengan baik maka semua SKPD yang terkait harus pada memasukan program programnya dilokasi yang dimaksud, sehingganya dengan keberadaan kampung cokelat ini dan juga sebagai tempat wisata dapat teredukasi dengan baik dan bisa kita rasakan bersama. 

Menurutnya bahwa kampung coklat itu bukan hanya Dinas Perkebunan saja, namun tetapi semua SKPD yang Ada diKabupaten Kolaka ikut berpartisipasi tentang Kampung Cokelat dikabupaten Kolaka. 

“Jangan hanya Dinas Perkebunan saja kalau erlu Dinas Pendidikan,Dinas Parawisata dan Dinas Perindustrian kalau perlu semua SKPD yang dikolaka ini ikut dalam andil untuk kampung Cokelat ini, agar bisa terlaksana dengan baik,” Harap Hasbir Jaya Razak.

Kontributor : Berty

Editor : RD/AJ

Pos terkait